Jumat, 26 Agustus 2016

Kokology, Permainan Psikologi

Kokology : ko kol' ojo \ kata benda kokoro, pikiran, semangat, perasaan + yunani - logia, ilmu) 1 seri permainan psikologi yang dirancang untuk menyingkap emosi dan sifat tingkah laku seseorang, 2. Istilah populer untuk tingkah laku manusia atau respon situasional-kokologist kata benda, kokological kata sifat kokologize, kata kerja intransitif

Mata pikiran memandang 2 arah, pertama kedunia untuk mengumpulkan informasi tentang lingkungan dan orang orang sekeliling. Kedua melihat kedalam, yaitu memandang dunia yang tersembunyi dalam diri mereka. Mata kita, yang digunakan untuk menyelidiki cara kerja pikiran, mempertimbangkan apa yang mungkin dipikirkan oleh orang lain, meramalkan masa depan manusia suatu hari nanti,

Isamu Saito, profesor universitas Rissho membuat permainan psikologi   digunakan dan dirancang untuk membantu membuka mata hati dan mempertajam pengamatan. Menurut Isamu Psikologi memungkinkan orang mempelajari dan mengerti pikiran baik pikiran dirinya sendiri maupun pikiran orang lain.

Kokology adalah permainan psikologi yang menggunakan pendekatan yang menyenangkan dan mudah sehingga memungkinkan semua orang mengalami dan menikmati dunia pikiran, dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan pendekatan permainan.

Sebagai contoh diberikan suatu pertanyaan bahwa ada beberapa warna, kemudian kita diminta untuk memilih. Berdasarkan psikologi warna akan dijabarkan bagaimana anda sebenarnya. Selanjutnya tulisan ini akan diperdalam lagi


Paksa Dirimu Sekarang Juga

Paksa dirimu, bagaimanapun susahnya, bagaimanapun rintangannya. Ide tulisan kali ini disebabkan karena hampir seminggu saya tidak menghasilkan tulisan sama sekali, saya tidak membaca, saya tidak mereview berita, saya tidak mengulas bahkan saya tidak konsentrasi menuliskan komentar untuk film yang saya tonton. Pikiran saya terlalu terpusat pada bagaimana menyelesaikan pekerjaan yang tak kunjung selesai sejak minggu lalu. Yap, tugas menulis.

Sejak tugas menulis memenuhi otak saya, saya begitu antusias, atau mungkin terlalu terfokus pada bagaimana menyelesaikan tugas itu. Mengacu pada satu web pushyourself dot com, saya merasa perlu membagikan cerita bahwa setiap kita ternyata memiliki talenta lain yang dapat dibangkitkan. Bagaimana caranya. Tips berikutnya akan saya tuliskan setelah saya melakukan segaimana yang saya baca. Semangat


10 Kesalahan ber-Instagram

Catatan kali ini adalah mengenai sepuluh kesalahan dalam ber-Instagram.

Jika anda adalah seorang crafter, pebisnis atau penyuka jejaring sosial, berikut ini adalah 10 kesalahan yang sering dilakukan oleh pengguna sosial media, terutama Instagram

1. Follow for follow
Pernahkah anda mendengarnya? Hastag #F4F atau #Followfor follow biasa digunakan oleh sebagian pengguna Instagram untuk menjaring pengikut. Menggunakan tools F4F yang betebaran atau menggunakan jasa admin untuk mengajak orang mengikuti akun anda. Sebaiknya jangan lakukan. Sebab bagaimanapun juga mereka bukanlah target market anda, dan sama sekali tak akan berminat untuk membeli produk anda. Tujuan mereka hanya pengikut untuk kemudian akun anda di unfollow suatu hari nanti.

2. Follback Ya...
Pernahkah anda mendapati ajakan ini? Atau komentar ini? Abaikan saja, sebab popularitas tidak ditentukan sebanyak apapun anda memfollback, atau sebesar apapun perhatian anda pada penggemar. Beranda anda akan penuh dengan informasi yang tak penting dan tak anda kenali. Fokuskan pada siapa dan apa tujuan jejaring sosial anda. Kecuali jika anda mengenal betul dan berharap menjalin keakraban denga akun yang mengajak anda, jika tidak, lupakan!

3. Men-tag sembarang orang
Satu fitur yang dimiliki oleh instagram adalah tagging atau menandai foto anda dengan orang lain. Namun akan menjadi masalah jika anda sembarangan menandai foto anda dengan orang lain. Instagram adalah sosial media yang nyaman yang tentu saja penggunanya ingin privasinya dilindungi. Menandai sembarang orang menyebabkan akun anda diblokir

4. Membeli Pengikut
Waspadai akun yang ditawarkan pada anda. Seringkali onlenshop baru hadir tiba-tiba dengan follower yang besar. Membeli follower sama sekali tidak akan meningkatkan penjualan anda, anda hanya akan di unfollow kemudian dan tak akan mendapatkan keuntungan apapun

5. Prasangka Buruk
Sudah banyak bahasan di jejaring sosial, akibat buruk menshare perasaan buruk atau perasaan sedih dan kecewa anda atau posting negatif. Jangan menuliskan apapun yang menyebabkan anda terlihat lebih buruk nantinya.

6. Over Posting
Batasi postingan sehari sampai 4x dengan jumlah foto yang terbatas 2 sampai 4 foto. Memposting banyak foto termasuk tindakan spam yang menyebabkan banyak followers anda lari.

7. Jarang Posting
Kalau anda berbisnis menggunakan Instagram pastikan anda rutin posting produk anda. Memposting sekali-kali akan menyebabkan akun anda ditinggalkan. Usahakan setidaknya sekali dalam sehari

8. Postingan Buram
Meski harapan anda adalah memposting langsung, namun perhatikan kualitas gambar. Kualitas gambar yang buruk menyebabkan akun anda ditinggalkan. Menunjukkan kalau olshop anda tidak profesional

9. Menjual belikan akun anda
Tujuan anda mungkin uang, namun Instagram juga akan melakukan pengecekan dengan dasar kenyamanan bersama. Meski jarang sekali akun yang dijual bermasalah, namun beberapa akun yang berfollower tinggi rupanya adalah hasil hacking yang pemilik aslinya tak merelakan dan terus membuntuti anda. Waspadai dan simpan uang anda

10. Berjualan terang-terangan
Istagram pada dasarnya adalah jejaring sosial, yang menghubungkan anda dengan banyak orang. Manfaatkan saja sebagai link ke toko online anda dengan membeli domain, ada banyak domain murah yang bisa anda beli. Atau pakai blog gratisan. Jangan terang-terangan berjualan di Instagram. Sudah banyak olshop berfollowers ribuan bahkan ratusan ribu yang tiba-tiba hilang.

Demikian 10 kesalahan yang banyak dilakukan orang untuk memulai ber-instagram. Tetap semangat berusaha, banyak jalan rezeki dan trik halus jual beli di jejaring sosial. Nantikan di catatan selanjutnya


Minggu, 07 Agustus 2016

Mencari Suplier Perca, Antara Kreatifitas dan Kecewa

Pouch
Pouch dengan Bunga dan Lace
Beberapa minggu yang lalu saya mendapatkan suplier perca katun baru dari Bandung. Dari tampilan di Facebook rupanya suplier ini pemborong katun perca besar yang mengambil potongan sisa garmen dari konveksi dalam jumlah besar.Ini terbukti dalam percakapan kami di inbox dengan besarnya tawaran kilogram yang ditawarkannya. Stok yang dimiliki bahkan sampai puluhan ton untuk berbagai jenis kain.

Proses tawar menawar kami lakukan sampai pada kesepakatan saya memesan katun jepang sebesar 5kg dan dengan tawaran menggiurkan lain saya juga memesan 15kg kain Semi Prancis ukuran 25x 100cm dengan warna pastel dan 5kg renda Solform. Angka yang besar untuk transaksi pertama.

Jarang sekali saya tergiur untuk membeli bahan perca sebanyak ini, mengingat besarnya kebutuhan lain. Namun sungguh saya tergiur dengan harga dan gambar yang disajikan di Facebook. Tertulis disana bahwa ukuran yang akan saya dapatkan untuk katun jepang sebesar 35 sampai 10cm x 100cm asimetris, renda solform dengan warna pastel dan 15kg kain perca semi prancis ukuran minimal 25x100cm. Lebih dari 500an ribu saya bayarkan untuk 25kg kain perca. Lebih menggiurkan adalah saya tak perlu membayar ongkos kirim. Saat itu rasanya sangat bahagia.

terpikir oleh saya bahwa akan banyak karya yang dapat kami hasilkan. saya dan siswa saya. membuat dompet kecil yang biasa disebut pouch, membuat pakaian bayi dengan lace dan kain semi prancis yang lembut, membuat aneka keterampilan dengan renda solform.

Berhari-hari saya tunggu kedatangan 25kg perca ini dengan rasa penasaran dan keingintahuan. Resi ditangan dan dapat dipastikan bahwa paket akan datang dengan segera. Sesampainya dirumah, paket karung berisi 25kg tak sabar ingin saya buka. Dan ternyata...

Katun jepang yang saya dapatkan hanya seukuran 10 sampai 1cm asimetris sepanjang 100cm, sebanyak 5kg. renda solform kondisi koyak dan sambungan sebesar 10cm dengan warna kusam dan 15kg semi prancis dengan warna norak. Ya Allah, saya kecewa benar. Buyar sudah segala bayangan proyek yang kemungkinan bisa kami kerjakan dengan bahagia. Juga saya sangat pesimis akan digantikan dengan yang baru. Bayangan besarnya ongkos kirim, negosiasi yang membuat hati kecewa dan bahkan cacian, benarlah.

Tiga hari, satu minggu setelah komplain diabaikan, sempat dicaci dan dianggap tidak pengalaman, saya menyerah. Seminggu dengan tenaga yang sia-sia dan waktu yang terbuang akhirnya saya berpikir untuk menyerah dengan bahan seadanya membuat proyek kriya untuk siswa. Tentu saja saya jadi kesulitan untuk mengalokasikan waktu untuk bereksperimen dengan perca yang kecil dan norak. (berusaha tertawa bebek)

Dan inilah karya saya yang pertama. Sebuah Pouch asimetris yang saya tambahkan bunga dan lace sebagai penyeimbangnya. Produk ini murni handmade, tidak bisa digandakan dan hanya satu, sebab motif katun terbatas dan bentuk kain juga tak karuan. Baru kali ini saya membuang sia-sia banyak bahan sebab bentuk tak beraturannya tak memungkinkan lagi untuk dibuat karya. Namun kreatifitas tak boleh mati. Masih banyak waktu untuk mengeksplorasi lagi dan lagi.

Saya juga memposting karya ini di Instagram di akun saya @hijlover. Saya akan menunjukkan beberapa tips mencari suplier perca dan kain potongan anti kecewa. Tunggu di catatan saya selanjutnya.

Rabu, 27 Juli 2016

Insidious Vs Mak Lampir

Insidious adalah film horor Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2011. Film ini ditulis oleh Leigh Whannell, dan disutradarai oleh James Wan. Pemerannya antara lain Rose Byrne, Lin Shaye, dan Barbara Hershey. Tayang di salah satu TV swasta nasional tepat tanggal 21 Juli 2016 kemarin mulai pukul 21.00 sampai 23.30 WIB

Tentu saja tulisan ini saya buat setelah melihat tayangan Insidious malam itu. Sebenarnya sih secara tak sengaja saja untuk menemani saya menyortir stok lama @enacraft (online shop saya di akun Facebook) agar bisa diposting di album sale.

Seperti kebanyakan film horor buatan Amerika. Efek film, animasi dan atau make up menjadi andalan. Ditambah dengan sound effect yang tentu saja mengagetkan berkali kali. Tak terduga sampai di akhir cerita dibumbui dengan suasana dan gaya penceritaan yang cukup membuat takut pemirsa. Terutama yang baru mencicipi film horor luar negeri.

Insidious chapter 1 dipenuhi dengan tema perjalanan dunia roh, anak dari pasangan suami isteri yang karena terjatuh dari tangga kemudian koma, sampai dengan diundangnya cenayang untuk menyelesaikan masalah pelik pasangan suami isteri ini. Semua adegan misteri selalu dihubungkan dengan akal atau ilmu pengetahuan. Peran Agama sama sekali terabaikan.

Jangan tanya apa saya takut. Saya banyak konsen merapikan gudang yang ada di lorong rumah. Tentu dengan lampu super terang (sedikit alasan) dan lem tembak ditangan (langsung sibuk reparasi bross jika adegan mulai tak nyaman) tak ada pilihan. Satu satunya sinyal bersih malam itu hanya Insidious saja. (Tertawa bebek)

Sedang Mak Lampir adalah sebuah sinetron kolosal produksi Genta Buana Pitaloka yang ditayangkan diIndosiar pada tahun 1999 dan berakhir pada tahun 2005. Pemain utama di sinetron ini ialah Farida Pasha,Rizal Djibran, dan Monica Oemardi

Mak Lampir disanding dengan Insidious tentu kalah zaman, kalah teknik film, kalah tampilan dan kalah pamor tentunya. Namun dibanding Insidious Mak Lampir lebih dikenal pemirsa Indonesia dan Melayu di zamannya sampai berpuluh episode yang meski ujungnya mbulet seperti kebanyakan sinetron Indonesia. 

Insidious boleh bangga dengan pemain kelas Hollywood, namun maaf, semua film horor mereka yang pernah saya lihat hanya bisa "mengagetkan saja: membuat orang tutup mata sebagai reaksi spontan." Sedangkan horor Indonesia yang maaf saya tidak minat selain Mak Lampir.

Dengan segala judul yang berbau sex atau absurditas yang membuat mentalitas generasi muda keropos, saya merasa perlu menekankan bahwa Mak Lampir dengan ketenarannya saat itu perlu dibangkitkan lagi dengan tema dan kualitas yang lebih baik. Mak Lampir memiliki tema yang mendasar dan jelas. Jelas siapa yang jahat dan siapa yang benar. Jelas bahwa orang orang yang menjadi pengikutnya kelak akan masuk neraka dan jelas amanat filmnya. Setiap episodennya selalu penuh dengan nilai spiritual, dibanding dengan Insidious yang hanya menginformasikan bahwa ada dunia lain,  kebiasaan aneh dan penyelesaian yang menggantung tanpa tautan agama sama sekali. Semua menggunakan otak dan teknologi.

Indonesia perlu belajar banyak tentang teknik membuat orang tidak hanya kaget, takut dan atau bahkan mengganti chanel televisi karena ngeri namun tetap terlihat realistis. Lihat saja semua horor luar negeri. Semua masuk akal dan dapat dipikir nalar. Indonesia juga perlu belajar banyak bagaimana membuat pesan spiritual keagamaan yang tidak menggurui dan menyitir satu golongan tertentu. Seuniversal mungkin lah istilahnya.

Yah... tentu saja saya bukan orang yang kapabel dalam mengkritisi film. Anda boleh mengkritik tulisan saya. Namun jelasnya Mak Lampir masih sanggup mengalahkan Insidious jika dikemas lagi. Kecuali jika dihadapkan dengan keuntungan bisnis film dan kesukaan pemirsa Indonesia. Ya silahkan saja. Mau hantunya ngesot sambil keramas atau mau hahahihihi sambil huhuhehe itu hak pemilik modal. Bagi saya sudahlah tanyangan film luar negeri yang tayang di televisi tiap hari sudah menjadi bukti bahwa bangsa ini masih ngesot di dunia perfilman dan bangga dengan cerita picisan di sinetron picisan. Maaf.


Posted via Blogaway


Selasa, 26 Juli 2016

Monumen Perjuangan Gedangan Sidoarjo, Bangunan Terabaikan

Sampah dan genangan sekitar monumen
Monumen perjuangan diantara keruwetan jalan
Monumen di tahun 2000an. Kontrafiksi

Hampir 10 tahun ini setiap hari, pagi dan sore saya melewati monumen ini. Benar, monumen ini berada di Utara kota Sidoarjo, tepatnya di kecamatan Gedangan Sidoarjo. Berada di sisi kiri jalan raya dari arah Surabaya Selatan menuju ke Malang. Bagi pengendara yang memiliki tujuan ke Malang, dengan jalur sibuk tengah kota Sidoarjo pasti melewati monumen ini. Orang Sidoarjo menyebut bangunan ini Tugu Gedangan. Setiap pagi dan sore saya melewati tugu ini sebab posisinya tepat di jalur penyebrangan arah ke Sukodono melalui jalan Muncul. Jalur ini sangat disukai pengendara roda dua karena aksesnya yang mudah dan dapat menghindari macet dar peremparan Gedangan Sidoarjo dua arah.

Monumen perjuangan rakyat Sidoarjo yang berada di Jl.Gedangan, Sidoarjo diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1974 oleh Pangdam VIII/Brawijaya Mayjen TNI. Widjojo Soejono. Monumen ini dibangun sebagai wujud penghormatan kepada pahlawan-pahlawan bangsa yang telah berjuang melawan Belanda dikala Revolusi fisik tahun 1945. Tepat di monumen ini berada, dahulu banyak terdapat korban berjatuhan dari pihak Indonesia dan Sekutu Belanda akibat pertempuran yang berlangsung terus menerus demi mempertahankan kemerdekaan. Pada Monumen berdiri tegak patung yang menggambarkan seorang pejuang muda gagah perkasa dengan menggenggam senjata yang siap sedia melawan penjajah Belanda. Tepat dibawah patung tersebut terdapat sebuah kutipan dari Panglima Besar Jenderal Soedirman yaitu “Jangan bimbang mengalami macam-macam penderitaan karena makin dekat cita-cita kita makin berat penderitaan yang kita alami”.

Melihat kegagahan monumen perjuangan ini, seharusnya layak dinilai sebagai bangunan bersejarah yang patut dirawat dan dilestarikan. Berdiri diatas tanah berbentuk segi tiga tak sama sisi sekitar lima meter dari jalur kereta api Sidoarjo, berjarak 200 meter dari stasiun Gedangan, dengan taman dan pagar sekeliling, harusnya bangunan ini menjadi salah satu obyek wisata sejarah bagi pengunjungnya. Sayangnya, posisi monumen yang berada tepat disisi kiri jalan raya yang padat dan macet menyulitkan akses pengunjung dengan kendaraan untuk berkunjung. Meski tak ada rambu lalu lintas yang melarang kendaraan parkir di area ini, namun kondisi jalan raya yang macet baik pagi, siang maupun petang menyulitkan pengunjung untuk berhenti, parkir dan menikmati bangunan monumen perjuangan. Ditambah lagi dengan beberapa pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar monumen.

Dari segi estetika kota, wilayah ini merupakan pintu gerbang menuju kawasan kota Sidoarjo yang rapi dan bersih.Kabid kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkab Sidoarjo Widiyantoro SH menegaskan, sebagaimana dilansir di situs resmi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengatakan bahwa,  pihaknya sudah beberapa kali melakukan rapat lintas sektoral diantarnya dengan Satpol PP selaku penegak ketertiban.“Kita inginnya kawasan ini bersih dan rapi. Meskipun lahanya milik PT KAI. namun jika dibangun dengan rapi kan enak dipandang mata,” Namun sayang sekali, dominasi bangunan liar dan pedagang kaki lima di daerah ini membuat keindahan bangunan tak lagi dapat dinikmati.

Dalam beberapa foto yang diunggah di dunia maya, dapat dilihat, bahwa sekeliling bangunan selain penuh dengan bangunan liar dan pedagang kaki lima juga fisik bangunan itu sendiri penuh dengan coretan tangan. Belum lagi kondisi jalan yang sering banjir jika hujan, menimbulkan genangan air permanen sepanjang tahun didalam taman tempat monumen berdiri dengan sampah dan rumput yang tak terawat disekelilingnya. Berbeda dengan Tugu Perjuangan yang ada di Pancoran Jakarta yang juga berada di sisi jalan raya, tugu perjuangan ini nyaris tidak lagi dikenali sebagai bangunan bersejarah yang menjadi tanda banyaknya korban pada perjuangan 10 November 1945 kalaitu. Menurut rekan kerja saya yang lahir dan dibesarkan di daerah Gedangan dekat bangunan ini, menyebutkan bahwa tugu ini lebih dikenal sebagai tanda  pemberhentian kendaraan umum dibanding dengan menyebutkan kata "Marinir" yang markasnya memang berada berseberangan dengan tugu. Sedang rekan kerja lain yang tinggal tak jauh dari bangunan itu, tidak merekomendasikan bangunan tersebut sebagai bangunan bersejarah sebab fisiknya yang tak terawat dan juga lebih terkenal dengan penjual sate Nyambik di depan bangunan dibanding dengan bangunan itu sendiri.

Dalam kacamata saya sebagai penikmat sejarah, sejelek apapun bangunan bersejarah tetaplah perlu dihargai, dirawatdan dilestarikan. Hal ini tentu saja terkait dengan besarnya biaya pembangunan monumen yang menggunakan uang rakyat, juga sebagai bagian dari bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Bangunan ini berdiri sebagai bukti kekuatan perjuangan gerilya masa itu. Meski kemudian berdirinya bangunan lebih dikenal dengan penjual sate Nyambik atau sebutan pemberhentian bagi penumpang kendaraan umum. Lagi, dan tak kalah menarik adalah, bagunan ini menjadi penanda pengendara agar lebih berhati hati. Selain bahwa didepan tugu merupakan penyeberangan arah ke Jl. Muncul, juga, area ini sering kali terjadi kecelakaan, baik arah Surabaya maupun sebaliknya. Mitos masyarakat mengatakan bahwa berdirinya tugu menjadi penanda waspada dan hati hati bagi pengendara. "Jangan melamun melewati area Marinir sampai tugu kalau ndak mau celaka" ujar beberapa orang yang tak berkenan disebut namanya. Tentu saja harus waspada, sepanjang jalan persimpangan keluar dari bandara Juanda menuju jalan raya Gedangan adalah area persawahan atau area latihan Marinir dekat dengan jalan raya yang minus bangunan hampir satu setengah kilometer jauhnya. Jika tidak waspada, angin bisa membuat kantuk pengendara. Waspadalah.

Posted via Blogaway


Rabu, 20 Juli 2016

Korean Cuisine Lidah Jawa

Korean Cuisine

"Rek ayo rek...mlaku-mlaku nang Tunjungan
Rek ayo rek, mlaku-mlaku bebarengan
.... koyo anake sing dodol rujak Cingur"

Generasi 70an sampai 80an pasti mengenal cuplikan lirik lagu di atas. Yap, benar, lagu ini mempopulerkan Surabaya sekaligus Tunjungan Plaza sebagai salah satu destinasi wisata belanja di Surabaya. Catatan kedua Ema kali ini adalah review kuliner di Surabaya. Kali ini dimulai dari makanan Asia, tepatnya kuliner Korea. "Iih... gak nasionalis banget deh." Mungkin selintas itu yang bunda pikirkan. Apalagi dengan cuplikan lirik di atas, harusnya yang diulas rujak cingur atau semanggi, sebagai makanan khas Surabaya. Sayangnya sejak tergoda untuk sekedar shopping window atau mlaku-mlaku di Tunjungan, saya belum menemukan rujak cingur seperti yang digambarkan lirik lagu di atas. Entah generasi lama, apakah menemukan rujak cingur di Tunjungan?

Tunjungan Plaza sebagai salah satu mall terbesar di Jawa Timur memiliki lantai food courd yang berisi sebagian besar franchise makanan asing. Adalah Kimchi-Go, satu restauran waralaba makanan khas Korea yang berada di Tunjungan Plaza IV. Sebagaimana yang diulas oleh www.laperbro.com, menu makanan di restauran ini berlabel Halal, meski saya pribadi belum melihat sertifikat halal sebagaimana yang ditempel di pintu masuk restauran waralaba asing. Suasana restauran ini di kesankan mirip dengan warung khas Korea, dengan meja berhadapan empat sampai enam orang, dengan jarak meja satu dan yang lainnya terbatas. Yang terbersit dalam benak saya adalah penataan meja seperti ini di ruang yang terbatas mengartikan bahwa pengunjungnya harus makan cepat dan bersih, sebagaimana budaya makan orang Korea dan Jepang yang tidak banyak bicara dan bersih.

Menu makanan yang ada di restauran ini beragam, mulai dari Bi Bim Bab, Kalbi, Ramyeon sampai Kimchi dan Kimmari. Harga bervariasi antara 30 ribu sampai 50 ribu per porsi. Disajikan fresh panas dengan sumpit dan saus pelengkap. Menurut Lia, sulung saya, yang diulas di instagramnya @hijablia, menu makanannya sangat banyak dan tidak terlalu mahal untuk ukuran restauran di mall. Untuk kantong pelajar bisa disesuaikan dengan memesan satu porsi dengan dua sumpit. Maklumlah bunda, anak sekolah pekara makan, asal bisa beli tak malu dimakan berdua, hahaha. Bagaimana dengan rasanya, Lia mengatakan rasanya enak dan aneh, perpaduan antara lidah Jawa dan asam pedas Kimchi Korea. Menurutnya lagi, dibanding di negara asalnya, menu daging sapi di restauran ini jauh lebih murah. Tentu saja, pastinya yang mereka pakai daging lokal dengan bumbu Korea :)

Kenyang menyantab Ramyeon, Lia berbendapat bahwa mie yang ada di sana tidak jauh beda dengan Mie Ayam langganan di dekat rumah, (yang mungkin akan saya ulas di catatan selanjutnya). Sambil tersenyum saya bertanya, apakah puas dengan makanan Korea? Dengan wajah sok imutnya berkata "Kurang Maaa.." iiih, menjengkelkan. Beruntung Lia makan dengan temanya, membayangkan semangkuk mie seharga 50 ribu bisa membuat kering kantung belanja saya.

Masih dengan kuliner Korea lidah Jawa, esoknya saya membuat mie dengan saus hitam dari paduan saus Teriyaki dan dan bawang putih saja, sebab kebetulan daun bawang, bawang merah dan cabe sedang habis. Saya sajikan panas ketika anak-anak asyik nonton televisi. Komentar Lia diluar dugaan, mirip rasa Ramyeon katanya, jenis JajjangMeon atau mie kacang hitam. Sedang si kecil masih suka selera lama, lidah jawa. Saya pun tertawa. Bagi generasi muda, yang kekinian, tentu saja, mengenal makanan Korea itu wajib bagi mereka, dengan sedikit kesempatan mengenalkan langsung makanan Korea, lidah tak pernah berbohong, bahwa kuliner Indonesia, dengan berbagai bumbu dan rempahnya, jauh lebih lezat dibanding dengan masakan apapun di luar sana. Bolehlah merasakan masakan asing, tapi lidah tak akan berkhianat, tetap nasionalis. Heheheh. Selamat memasak bunda.


Posted via Blogaway